ALERGI MAKANAN
DEFINISI :
Adalah gejala klinis yang timbul setelah makan sesuatu makanan karena reaksi badan yang abnormal terhadap makanan atau terhadap bahan tambahan dari makanan tersebut.
PATOFISIOLOGI :
Ada 4 faktor yang berperan :
1. Faktor mukosa saluran cerna belum dewasa, penyerapan alergen bertambah, hal ini dapat disebabkan karena :
- Kekurangan IgA sekretorik
- Barier mukosa tidak efisien, misalnya akibat infeksi, inflamasi, perubahan pH dari lumen.
Timbul reaksi tipe segera. Terbentuk pula IgG, IgM spesifik, dapat terjadi reaksi tipe III atau dapat terjadi reaksi tipe lambat bila sel limfosit sensitif.
3. Faktor non imunologik reaksi terhadap zat toksin yang terdapat dalam makanan, reaksi terhadap bahan warna.
4. Faktor genetik seseorang dengan HLA B8, DW3, cenderung mendapat alergi makanan.
5. Faktor lain :
- makanan padat terlalu awal pada bayi
- Pemberian susu buatan.
ETIOLOGI :
Contoh makanan yang dapat memberikan reaksi alergi menurut prevalensinya
Ikan 15,4 % Telur 12,7 % Susu 12,2 % Kacang 5,3 % Gandum 4,7 % | Apel 4,7 % Kentang 2,6 % Coklat 2,1 % Babi 1,5 % Sapi 3,1 % |
Hampir semua jenis makanan dan zat tambahan pada makanan dapat menimbulkan reaksi alergi.
GEJALA KLINIS :
Pada umumnya menifestasi klinis alergi makanan terdapat di :
- Oropharynx dan gastrointestinal yaitu : edema dan gatal, di bibir dan mukosa mulut, mual, muntah, kejang perut dan diare.
- Kulit : urtikaria akut, angioedema, pruritus, eritema, karena peningkatan histamin plasma.
- Saluran napas : asma bronkial, rinitis biasanya menunjukkan alergi terhadap aeroalergen/inhalan tetapi hasil penelitian terbaru menunjukkan adanya hubungan alegi makanan dengan asma bronkial, rinitis dan lain-lain, terutama pada anak. Seperti : susu, telor, coklat, kacang, ikan, udang.
- Manifestasi vaskuler : pusing, migren dapat disebabkan oleh : keju, anggur, kerang, tomat, kopi kacang, susu, coklat, kenari, natrium sitrat atau makanan yang mengandung pressoramin yang lain.
- Manifestasi muskuloskeletal : adanya hubungan erat antara alergi makanan dan penyakit rematik yaitu : kenari, tembakau, kacang, ekstrak makanan, natrium sitrat, bahan petrokimia, susu, tartrazine, debu rumah, dan lain-lain.
- Manifestasi psikologik : reaksi ansietas dan skizofrenia ada hubungannya dengan susu cereal, kacang-kacangan, penyebabnya belum jelas.
DIAGNOSA :
Anamnesa :
- Dasar diagnosa yang terpenting adalah anamnesa yang cermat meliputi jenis makanan yang dimakan, selang waktu timbulnya gejala, jumlah makanan yang dimakan, riwayat penyakit atopi / riwayat keluarga dengan penyakitnya.
- Macam makanan, pada umumnya makanan yang dimasak, kurang alergenitas dibanding dengan yang mentah, dan sering terjadi reaksi silang antara makanan sejenis.
- Dicari apakah ada bahan pengawet yang dipakai dalam makanan tersebut. Gejala dapat timbul ½ - 48 jam sesudah makan.
Pemeriksaan Fisik :
Mencari tanda-tanda alergi, adanya urtikaria, asma, tanda-tanda shock anafilaktik dan gejala gastrointestinal, vsakuler, muskuloskeletal dan lain-lain.
Pemeriksaan Laboratorium :
- Adanya peningkatan kadar eosinofil dan IgE spesifik dalam darah menunjukkan adanya alergi.
- Tes kulit : tes gores untuk mencari alergen penyebab. Ada korelasi yang baik antara tes kulit dengan alergen makanan seperti : susu, telor, coklat, ikan, kacang, udang, dan lain-lain apabila diameter bintul +/- 3 mm.
- Tes intradermal nilainya terbatas, berbahaya.
- Tes hemaglutinin dan antibodi presipitat tidak sensitif.
- Biopsi usus : sekunder dan sesudah dirangsang dengan makanan food chalenge didapatkan inflamasi / atrofi mukosa usus, peningkatan limfosit intraepitelial dan IgM. IgE ( dengan mikroskop imunofluoresen ).
- Pemeriksaan/ tes D Xylose, proktosigmoidoskopi dan biopsi usus.
- Diit coba buta ganda ( Double blind food chalenge ) untuk diagnosa pasti.
DIAGNOSA BANDING :
- Gastrointestinal refluks, ulkus peptikum, sindrom malabsorbsi, gangguan psikologik, pankreatitis, keracunan obat ( teofilin ).
- Intoleransi makanan : reaksi non imunologik yang abnormal, namun masih merupakan reaksi fisiologik.
- Idiosinkrasi makanan : reaksi terhadap makanan tidak berlandaskan reaksi imunologik. Biasanya terhadap bahan pengawet atau bahan warna yang terkandung dalam makanan.
- Keracunan makanan : reaksi timbul dan mengenai semua yang makan makanan tersebut, karena makanan mengandung bahan toksik atau terkontaminasi oleh bakteri yang membuat toksin.
PENATALAKSANAAN :
Diit Eliminasi
Berdasarkan riwayat penyakit dan tes buta ganda, harus dievaluasi sesudah beberapa lama, kalau perlu konsultasi dengan ahli diit.
Setelah diit selama 6 bulan dapat dirangsang dengan makanan diit coba ( chalenge ) lagi.
Makanan yang boleh dimakan : nasi, pepaya, kambing, ayam, daging sapi, wortel, sayur, ubi, singkong, jagung, minyak, garam, gula, madu, dan cuka.
Makanan yang tidak boleh dimakan : semua makanan yang dicurigai dapat menyebabkan reaksi alergi : merica, bumbu-bumbu dapur, kopi, teh, permen, udang, ikan laut, telor, coklat, dan sebagainya.
Obat-obatan
Antihistamin dapat dipakai Chlortrimetan 2 – 4 mg/ hari atau antihistamin lain, obat-obatan golongan adrenergik/ epinephrin 1/1000 0,3 cc/subkutan : bila timbul reaksi anafilaktik. Dapat diberi Kortikosteroid, Prednison 5 mg 3 x 1 – 2 tablet/hari, kemudian dosis diturunkan.
Tag: Pengertian Alergi, Pathofisiologi alergi, penyebab alergi, antihistamin, Obat Alergi, Shock anafilactic, Gejala alergi, Reaksi alergi, Macam macam alergen, pengobatan alergi
PENATALAKSANAAN ALERGI MAKANAN
9 out of 10 based on 327 ratings. 327 user reviews.
10 komentar:
nice informasi..sangat bermanfaat ..salam
Gw baru kemaren merasa alergi kambing... langsung bentol2.. padahal waktu kecil makan kambing biasa ajah tuh... alergi sungguh menyiksa!
@Dinoe : Terima kasih
@ShapYdoLLs : Kadang alergi bisa muncul dan hilang pada usia tertentu....Untuk menghindarinya jangan mengkonsumsi makanan yang menyebabkan alergi tersebut..
lagi mau baca neh
enjoy today and everyday
have fun :)
Untung ane mah ga ada yg alergi, bebas makan apa aja yg penting wenax...
ui....
thx infonya
penting bangget
Minta pathway nya alergi bang tegoeh.. Suwun
Posting Komentar