Pages

PROSEDUR PERAWATAN PENDERITA COMBUSTIO


PROSEDUR
PERAWATAN PENDERITA COMBUSTIO DI INSTALASI GAWAT DARURAT

1. Tujuan
Prosedur ini dibuat dimaksudkan untuk mengatur tata cara melakukan perawatan penderita combustiodi IGD agar penderita dapat ditangani dengan baik tepat, cepat dan cermat dalam upaya :
- Mempercepat penyembuhan dan kosmetik
- Mencegah terjadinya infeksi, komplikasi,kontraktur dan kecacatan

2.Referensi
a. Djohansjah Marzoeki, M. Taufiek, M. Sjaifuddin Noer, Luka Bakar (Combustio) Pedoman Diagnosa dan Terapi Lab/UPF Ilmu Bedah RSUD Dr. Soetomo, Surabaya, 1994
b.Advanced Trauma Life Support Program Untuk Dokter, Trauma Termal, Committee on Trauma American College of Surgeons, Terjemahan Komisi Trauma IKABI, 1997

3. Definisi
Combustio adalah luka yang disebabkan oleh trauma termis, listrik, bahan kimia, dan radiasi yang mengenai kulit maupun jaringan bawah kulit .

PATOFISIOLOGI
Penyakit ini disebabkan oleh panas, arus listrik, ataupun bahan kimia.
Perubahan-perubahan yang terjadi akibat diatas adalah :
1.Cairan tubuh.
Tubuh akan kehilangan cairan antara ½ - 1 % blood volume untuk 1% luka bakar.
“Insensible water loss” akan meningkat.
2.Eritrosit pecah karena panas.
3.Ginjal dapat mengalami kegagalan fungsi.
4.Glandula tiroid lebih aktif.
5.Bisa terjadi tukak lambung (curling ulcer).

GEJALA KLINIS
Secara klinis, dalamnya luka bakar dapat ditentukan dalam 3 derajat :
1.Tingkat I : hanya mengenai epidermis
2.Tingkat II : dibagi lagi :
a. Superfisial : mengenai epidermis dan lapisan atas dari korium. Elemen-elemen epithelial yaitu dinding dari kelenjar keringat, lemak dan folikel rambut masih banyak. Karenanya penyembuhan akan mudah (dalam 1 – 2 minggu), tanpa terbentuknya sikatriks.
b. Dalam : sisa-sisa epithelial tinggal sedikit, penyembuhan lebih lama (3 – 4 minggu) dan disertai pembentukan jaringan hipertropis.
3.Tingkat III : Mengenai seluruh tebalnya kulit, atau mengenai juga lapisan dibawah kulit seperti subkutan, otot dan tulang.

Menentukan luasnya luka bakar dengan menggunakan rumus dari Wallace ----> “Rule of Nines” untuk orang dewasa, sedang untuk anak-anak “Modifikasi Rule of Nines”.
Dari luasnya dapat ditentukan :
- Luka bakar parah :
a.Tingkat II : 30%
b.Tingkat III : 10%
c.Luka bakar pada tangan, kaki dan muka.
d.Dengan adanya komplikasi pernapasan, fraktur dan kerusakan jaringan lunak yang luas.

- Luka bakar sedang :
a.Tingkat II : 15 – 30%
b.Tingkat III : 5 – 10% (kecuali mengenai muka, tangan dan genetalia).

- Luka bakar ringan :
a.Tingkat II : <> 20% ) pada tingkat II dan III harus diberikan
- Anak-anak > 15% ) cairan.
Cairan yang dipilih : Ringer Laktat berdasarkan rumus “Baxter”
- Pada dewasa -----------> 4cc/kgBB/%/24 jam.
- Pada anak-anak --------> 2cc/kgBB/% + kebutuhan cairan basal dengan perbandingan kristaloid : koloid = 17 : 3 (menurut Moncrief)
½ nya diberikan 8 jam pertama
½ nya diberikan 16 jam berikutnya.
Dalam hal ini semua yang paling penting ialah observasi produksi urine setiap jam.
• Bila ada tanda-tanda sepsis diberikan antibiotika sesuai hasil kultur, sebagai dasar diberikan Penisilin G, atau Sefalosporin Gen. I.
• Analgesik untuk mengurangi nyeri.
• Makanan tinggi kalori.
• Profilaksis tetanus diberikan toksoid, bila sebelumnya telah mendapat dasar imunisasi. Bila sebelumnya tidak mendapat imunisasi maka berikan “human immune globulin” 500 unit.

• Lukanya : diolesi krim silver sulfadiasin.
Untuk yang MRS -------> secara terbuka
Untuk poliklinik ---------> secara tertutup.

• Untuk luka bakar yang mengenai kaki/tangan melingkar jangan lupa melakukan fasiotomi.

• Tandur alih kulit dilakukan bila luka tersebut tidak sembuh-sembuh dalam waktu 2 minggu dengan diameter > 3 cm.

• Rehabilitasi.

• Untuk luka bakar listrik dan bahan kimia, prinsip perawatan sama pada luka bakar pada umumnya.

Untuk ASUHAN KEPERAWATAN COMBUSTIO Anda bisa KLIK DISINI