International Bloggers Community

Be a proud member of the International Bloggers Community!
The rules are quite easy.




The Rules:
1. Link the person who tagged you.
2. Copy the image above, the rules and the questionnaire in this post.
3. Post this in one or all of your blogs.
4. Answer the four questions following these Rules.
5. Recruit at least seven (7) friends on your Blog Roll by sharing this with them.
6. Come back to BLoGGiSTa iNFo CoRNeR (PLEASE DO NOT CHANGE THIS LINK) at http://bloggistame.blogspot.com and leave the URL of your Post in order for you/your Blog to be added to the Master List.
7. Have Fun!


Questions & Your Answers:
1. The person who tagged you: BizriL™. Blog
2. His/her site's title and url: http://bizril.blogspot.com/
3. Date when you were tagged: August 30, 2009
4. Persons I tagged:

[1] Ilmu Keperawatan
[2] Trik Frienster
[3] Free Software
[4] Penatalaksanaan Medis
[5] Software Gratis
[6] Woody's Blog
[7] Blog Cerita2

Enjoy & be counted!

For those whom get this award may post them directly, don't forget to post this award in BLoGGiSTa iNFO CORNER link so your link will be installed in their Master Lists.

Thanks,
Best Regards

LOWONGAN PERAWAT DI SILOAM HOSPITAL

LOWONGAN PEKERJAN PERAWAT DI " SILOAM HOSPITAL "
Tanggal Kirim21-Agustus-2009
Nama PerusahaanSILOAM HOSPITAL
Tanggal Berakhir Lowongan
Detail

General Qualifications : Nursing

1. willing to work to shift

2. good communication & relationship, good command in english. Mention your interest of the hospital's site.

send your application letter, CV dan photograph to MANAGER HRD

Jl. Siloam 6, Lippo Karawaci Tangerang

Thank's.



Sumber :www.keperawatan-undip.ac.id

Situs Resmi Siloam Hospitals
(tag: Lowongan Perawat, lowongan, lowongan pekerjaan perawat, siloam Hospital,Lowongan Perawat agustus 2009,lowongan perawat 2009, lowongan kerja perawat )

BANTUAN HIDUP DASAR

BANTUAN HIDUP DASAR
(Basic Life Support [ BLS ] )
Langkah – langkah tindakan resusitasi dapat dibagi menjadi tiga tahap :
Tahap I : Bantuan hidup dasar (BHD), terdiri atas :
  • A (Airway) : menguasai jalan nafas
  • B (Breathing): membuat nafas buatan
  • C (Circulation) : membuat aliran darah buatan

Tahap II : Bantuan hidup lanjutan (BHL), terdiri dari :
  • D (Drug) : pengobatan dengan cairan dan obat
  • E (EKG) : melakukan pemantauan dengan alat elektrokardiografi
  • F (Fibrilasi) : menilai pengobatan dengan defibrilator (untuk fibrilasi ventrikel)

Tahap III : Bantuan hidup jangka panjang (BHJP), terdiri dari :
  • G (Gauging) : menilai keadaan korban masih dapat diselamatkan atau tidak
  • H (Human mentatiaon) : melakukan resusitasi lanjutan dengan orientasi Otak
  • I (Intensive care) : mengelola korban secara intensif



PENATALAKSANAAN ALERGI MAKANAN

ALERGI MAKANAN

DEFINISI :
Adalah gejala klinis yang timbul setelah makan sesuatu makanan karena reaksi badan yang abnormal terhadap makanan atau terhadap bahan tambahan dari makanan tersebut.

PATOFISIOLOGI :
Ada 4 faktor yang berperan :
1. Faktor mukosa saluran cerna belum dewasa, penyerapan alergen bertambah, hal ini dapat disebabkan karena :
  • Kekurangan IgA sekretorik
  • Barier mukosa tidak efisien, misalnya akibat infeksi, inflamasi, perubahan pH dari lumen.
2. Faktor imunologik pembentukan IgE spesifik terhadap alergen makanan.
Timbul reaksi tipe segera. Terbentuk pula IgG, IgM spesifik, dapat terjadi reaksi tipe III atau dapat terjadi reaksi tipe lambat bila sel limfosit sensitif.
3. Faktor non imunologik reaksi terhadap zat toksin yang terdapat dalam makanan, reaksi terhadap bahan warna.
4. Faktor genetik seseorang dengan HLA B8, DW3, cenderung mendapat alergi makanan.
5. Faktor lain :
  • makanan padat terlalu awal pada bayi
  • Pemberian susu buatan.

ETIOLOGI :
Contoh makanan yang dapat memberikan reaksi alergi menurut prevalensinya
Ikan 15,4 %
Telur 12,7 %
Susu 12,2 %
Kacang 5,3 %
Gandum 4,7 %
Apel 4,7 %
Kentang 2,6 %
Coklat 2,1 %
Babi 1,5 %
Sapi 3,1 %

Hampir semua jenis makanan dan zat tambahan pada makanan dapat menimbulkan reaksi alergi.

GEJALA KLINIS :
Pada umumnya menifestasi klinis alergi makanan terdapat di :
  1. Oropharynx dan gastrointestinal yaitu : edema dan gatal, di bibir dan mukosa mulut, mual, muntah, kejang perut dan diare.
  2. Kulit : urtikaria akut, angioedema, pruritus, eritema, karena peningkatan histamin plasma.
  3. Saluran napas : asma bronkial, rinitis biasanya menunjukkan alergi terhadap aeroalergen/inhalan tetapi hasil penelitian terbaru menunjukkan adanya hubungan alegi makanan dengan asma bronkial, rinitis dan lain-lain, terutama pada anak. Seperti : susu, telor, coklat, kacang, ikan, udang.
  4. Manifestasi vaskuler : pusing, migren dapat disebabkan oleh : keju, anggur, kerang, tomat, kopi kacang, susu, coklat, kenari, natrium sitrat atau makanan yang mengandung pressoramin yang lain.
  5. Manifestasi muskuloskeletal : adanya hubungan erat antara alergi makanan dan penyakit rematik yaitu : kenari, tembakau, kacang, ekstrak makanan, natrium sitrat, bahan petrokimia, susu, tartrazine, debu rumah, dan lain-lain.
  6. Manifestasi psikologik : reaksi ansietas dan skizofrenia ada hubungannya dengan susu cereal, kacang-kacangan, penyebabnya belum jelas.

DIAGNOSA :
Anamnesa :
  • Dasar diagnosa yang terpenting adalah anamnesa yang cermat meliputi jenis makanan yang dimakan, selang waktu timbulnya gejala, jumlah makanan yang dimakan, riwayat penyakit atopi / riwayat keluarga dengan penyakitnya.
  • Macam makanan, pada umumnya makanan yang dimasak, kurang alergenitas dibanding dengan yang mentah, dan sering terjadi reaksi silang antara makanan sejenis.
  • Dicari apakah ada bahan pengawet yang dipakai dalam makanan tersebut. Gejala dapat timbul ½ - 48 jam sesudah makan.

Pemeriksaan Fisik :
Mencari tanda-tanda alergi, adanya urtikaria, asma, tanda-tanda shock anafilaktik dan gejala gastrointestinal, vsakuler, muskuloskeletal dan lain-lain.

Pemeriksaan Laboratorium :
  • Adanya peningkatan kadar eosinofil dan IgE spesifik dalam darah menunjukkan adanya alergi.
  • Tes kulit : tes gores untuk mencari alergen penyebab. Ada korelasi yang baik antara tes kulit dengan alergen makanan seperti : susu, telor, coklat, ikan, kacang, udang, dan lain-lain apabila diameter bintul +/- 3 mm.
  • Tes intradermal nilainya terbatas, berbahaya.
  • Tes hemaglutinin dan antibodi presipitat tidak sensitif.
  • Biopsi usus : sekunder dan sesudah dirangsang dengan makanan food chalenge didapatkan inflamasi / atrofi mukosa usus, peningkatan limfosit intraepitelial dan IgM. IgE ( dengan mikroskop imunofluoresen ).
  • Pemeriksaan/ tes D Xylose, proktosigmoidoskopi dan biopsi usus.
  • Diit coba buta ganda ( Double blind food chalenge ) untuk diagnosa pasti.

DIAGNOSA BANDING :
  • Gastrointestinal refluks, ulkus peptikum, sindrom malabsorbsi, gangguan psikologik, pankreatitis, keracunan obat ( teofilin ).
  • Intoleransi makanan : reaksi non imunologik yang abnormal, namun masih merupakan reaksi fisiologik.
  • Idiosinkrasi makanan : reaksi terhadap makanan tidak berlandaskan reaksi imunologik. Biasanya terhadap bahan pengawet atau bahan warna yang terkandung dalam makanan.
  • Keracunan makanan : reaksi timbul dan mengenai semua yang makan makanan tersebut, karena makanan mengandung bahan toksik atau terkontaminasi oleh bakteri yang membuat toksin.

PENATALAKSANAAN :

Diit Eliminasi
Berdasarkan riwayat penyakit dan tes buta ganda, harus dievaluasi sesudah beberapa lama, kalau perlu konsultasi dengan ahli diit.
Setelah diit selama 6 bulan dapat dirangsang dengan makanan diit coba ( chalenge ) lagi.
Makanan yang boleh dimakan : nasi, pepaya, kambing, ayam, daging sapi, wortel, sayur, ubi, singkong, jagung, minyak, garam, gula, madu, dan cuka.
Makanan yang tidak boleh dimakan : semua makanan yang dicurigai dapat menyebabkan reaksi alergi : merica, bumbu-bumbu dapur, kopi, teh, permen, udang, ikan laut, telor, coklat, dan sebagainya.

Obat-obatan
Antihistamin dapat dipakai Chlortrimetan 2 – 4 mg/ hari atau antihistamin lain, obat-obatan golongan adrenergik/ epinephrin 1/1000 0,3 cc/subkutan : bila timbul reaksi anafilaktik. Dapat diberi Kortikosteroid, Prednison 5 mg 3 x 1 – 2 tablet/hari, kemudian dosis diturunkan.

Tag: Pengertian Alergi, Pathofisiologi alergi, penyebab alergi, antihistamin, Obat Alergi, Shock anafilactic, Gejala alergi, Reaksi alergi, Macam macam alergen, pengobatan alergi

ASUHAN KEPERAWATAN BRONCHOPNEUMONIA

ASKEP BRONCHOPNEUMONIA
KONSEP MEDIS
A. PENGERTIAN
Bronchopneumoni adalah salah satu jenis pneumonia yang mempunyai pola penyebaran berbercak, teratur dalam satu atau lebih area terlokalisasi di dalam bronchi dan meluas ke parenkim paru yang berdekatan di sekitarnya. (Smeltzer & Suzanne C, 2002 : 572)
Bronchopneomonia adalah penyebaran daerah infeksi yang berbercak dengan diameter sekitar 3 sampai 4 cm mengelilingi dan juga melibatkan bronchi. (Sylvia A. Price & Lorraine M.W, 1995 : 710)
Menurut Whaley & Wong, Bronchopneumonia adalah bronkiolus terminal yang tersumbat oleh eksudat, kemudian menjadi bagian yang terkonsolidasi atau membentuk gabungan di dekat lobulus, disebut juga pneumonia lobaris.
Bronchopneumonia adalah suatu peradangan paru yang biasanya menyerang di bronkeoli terminal. Bronkeoli terminal tersumbat oleh eksudat mokopurulen yang membentuk bercak-barcak konsolidasi di lobuli yang berdekatan. Penyakit ini sering bersifat sekunder, menyertai infeksi saluran pernafasan atas, demam infeksi yang spesifik dan penyakit yang melemahkan daya tahan tubuh.(Sudigdiodi dan Imam Supardi, 1998)
Kesimpulannya bronchopneumonia adalah jenis infeksi paru yang disebabkan oleh agen infeksius dan terdapat di daerah bronkus dan sekitar alveoli.

B. ETIOLOGI
Secara umun individu yang terserang bronchopneumonia diakibatkan oleh adanya penurunan mekanisme pertahanan tubuh terhadap virulensi organisme patogen. Orang yang normal dan sehat mempunyai mekanisme pertahanan tubuh terhadap organ pernafasan yang terdiri atas : reflek glotis dan batuk, adanya lapisan mukus, gerakan silia yang menggerakkan kuman keluar dari organ, dan sekresi humoral setempat.
Timbulnya bronchopneumonia disebabkan oleh virus, bakteri, jamur, protozoa, mikobakteri, mikoplasma, dan riketsia. (Sandra M. Nettiria, 2001 : 682) antara lain:
1. Bakteri : Streptococcus, Staphylococcus, H. Influenzae, Klebsiella.
2. Virus : Legionella pneumoniae
3. Jamur : Aspergillus spesies, Candida albicans
4. Aspirasi makanan, sekresi orofaringeal atau isi lambung ke dalam paru-paru
5. Terjadi karena kongesti paru yang lama.
Sebab lain dari pneumonia adalah akibat flora normal yang terjadi pada pasien yang daya tahannya terganggu, atau terjadi aspirasi flora normal yang terdapat dalam mulut dan karena adanya pneumocystis cranii, Mycoplasma. (Smeltzer & Suzanne C, 2002 : 572 dan Sandra M. Nettina, 2001 : 682)

C. PATHOFISIOLOGI
Bronchopneumonia selalu didahului oleh infeksi saluran nafas bagian atas yang disebabkan oleh bakteri staphylococcus, Haemophillus influenzae atau karena aspirasi makanan dan minuman.
Dari saluran pernafasan kemudian sebagian kuman tersebut masukl ke saluran pernafasan bagian bawah dan menyebabkan terjadinya infeksi kuman di tempat tersebut, sebagian lagi masuk ke pembuluh darah dan menginfeksi saluran pernafasan dengan ganbaran sebagai berikut:
1. Infeksi saluran nafas bagian bawah menyebabkan tiga hal, yaitu dilatasi pembuluh darah alveoli, peningkatan suhu, dan edema antara kapiler dan alveoli.
2. Ekspansi kuman melalui pembuluh darah kemudian masuk ke dalam saluran pencernaan dan menginfeksinya mengakibatkan terjadinya peningkatan flora normal dalam usus, peristaltik meningkat akibat usus mengalami malabsorbsi dan kemudian terjadilah diare yang beresiko terhadap gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit.
(Soeparman, 1991)
PATHWAY
Lihat Pathway Bronkopneumonia DI SINI
Download Pathway BronkoPneumonia DI SINI

D. MANIFESTASI KLINIS
Bronchopneumonia biasanya didahului oleh suatu infeksi di saluran pernafasan bagian atas selama beberapa hari. Pada tahap awal, penderita bronchopneumonia mengalami tanda dan gejala yang khas seperti menggigil, demam, nyeri dada pleuritis, batuk produktif, hidung kemerahan, saat bernafas menggunakan otot aksesorius dan bisa timbul sianosis.
(Barbara C. long, 1996 :435)
Terdengar adanya krekels di atas paru yang sakit dan terdengar ketika terjadi konsolidasi (pengisian rongga udara oleh eksudat).
(Sandra M. Nettina, 2001 : 683)
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Untuk dapat menegakkan diagnosa keperawatan dapat digunakan cara:
1. Pemeriksaan Laboratorium
• Pemeriksaan darah
• Pemeriksaan sputum
• Analisa gas darah
• Kultur darah
• Sampel darah, sputum, dan urin
2. Pemeriksaan Radiologi
• Rontgenogram Thoraks
• Laringoskopi/ bronkoskopi

F. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan inflamasi trakeobronkial, pembentukan edema, peningkatan produksi sputum. (Doenges, 1999 : 166)
2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membran alveolus kapiler, gangguan kapasitas pembawa aksigen darah, ganggguan pengiriman oksigen. (Doenges, 1999 : 166)
3. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan proses inflamasi dalam alveoli. (Doenges, 1999 :177)
4. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan kehilangan cairan berlebih, penurunan masukan oral. (Doenges, 1999 : 172)
5. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kebutuhan metabolik sekunder terhadap demam dan proses infeksi, anoreksia yang berhubungan dengan toksin bakteri bau dan rasa sputum, distensi abdomen atau gas.( Doenges, 1999 : 171)
6. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan insufisiensi oksigen untuk aktifitas sehari-hari. (Doenges, 1999 : 170)

DAFTAR PUSTAKA
  • Doenges, Marilynn E. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan :Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta :EGC
  • Nettina, Sandra M. (1996). Pedoman Praktik Keperawatan. Jakarta :EGC
  • Long, B. C.(1996). Perawatan Madikal Bedah. Jilid 2. Bandung :Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan
  • Soeparman, Sarwono Waspadji. (1991). Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II. Jakarta :Balai Penerbit FKUI
  • Sylvia A. Price, Lorraine Mc Carty Wilson. (1995). Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jakarta :EGC

Untuk Mendownload lengkap Askep Bronkopneumonia silahkan anda klik di bawah ini




Tag : Askep Bronkopneumini, askep bronchopnemonia, Bronchopnemonia, Obat Batuk, Penyakit Paru, Penyakit paru paru basah

KESEHATAN LANSIA DI INDONESIA

KESEHATAN LANSIA DI INDONESIA
SIFAT-SIFAT PENYAKIT PADA LANJUT USIA
Sifat-sifat penyakit pada lansia perlu sekali untuk dikenali supaya kita tidak salah ataupun lambat dalam menegakkan diagnosis, sehingga terapi dan tindakan lainnya yang mengikutinya dengan segera dapat dilaksanakan. Hal ini akan menyangkut beberapa aspek, yaitu; etiologi, diagnosis dan perjalanan penyakit:

ETIOLOGI
  • Sebab penyakit pada lansia lebih bersifat endogen daripan eksogen. Hal ini disebabkan menurunnya berbagai fungsi tubuh karena proses menua.
  • Etiologi sering kali tersembunyi (Occult)
  • Sebab penyakit bersifat ganda (multiple) dan kumulatif, terlepas satu sama lain ataupun saling mempengaruhi.
DIAGNOSIS
Diagnosis penyakit pada lansia umumnya lebih sukar dari pada remaja/dewasa. Karena sering kali tidak khsa gejalanya dan keluhan-keluhan tidak has dan tidak jelas

PERJALANAN PENYAKIT
  • Pada umumnya perjalanan penyakit adalah kronik (menahun) diselingi dengan eksaserbasi akut.
  • Penyakit bersifat progresif, dan sering menyebabkan kecacatan (invalide)
Disabilitas dan invaliditas
Sebagai kriteria mundurnya kemandirian WHO (1989) mengembangkan pengertian/konsep secara bertingkat;

Penyakit/ gangguan
(intrinsic)
|
|
v
Hambatan
(impairment)
(exteriorized)
|
|
v
Disabilitas
(Objectified)
|
|
v
Handicap
(socialized)


Imapirment adalah setiap kehilangan atau kelainan, baik psikologik, fisiologik atupun struktur atau fungsi anatomik.
Disabilitas adalah semua retriksi atau kekurangan dalam kemampuan untuk melakukan kegiatan yang dianggap dapat dilakukan oleh orang normal.
Handicap adalah suatu ketidakmampuan seseorang sebagai akibat impairment atau disabilitas sehingga membatasinya untuk melaksakan peranan hidup secara normal.

Kemunduran dan kelemahan yang diderita lansia.
• Immobility
• Instability (falls)
• Intelectual impairment (dementia)
• Isolation (depresion)
• Incontinence
• Immuno-defeciency
• Ifection
• Inanition (malnutrition)
• Impaction (constipation)
• Iatrogenesis
• Insomnia
• Impairment of (vision, hearing, taste, smell, communication, convalenscence, skin integrity.)

Data penyakit pada lansia di Indonesia (disease pattern of people >55 years)
Diseases Per 100 patients
• Cardiovascular disease
• Musculoskeletal disease
• Tuberculosius of lung
• Bronchitis, asthma & dis. Respiratory
• Acute respir. Tract infection
• Tetth, mouth & digestive system
• Nervous system disease
• Skin infections
• Malaria
• Other infection
15.7
14.5
13.6
12.1
10.2
10.2
5.9
5.2
3.3
2.4

Sumber; Household survey on health, dept. of health (1986)
Tag :Lansia Indonesia, Penyakit Lansia, Sifat penyakit lansia, 10 besar penyakit lansia, penyakit Lanjut usia
Dikutip dari :http://subhankadir.files.wordpress.com/2008/01/kesehatan-lansi-di-indonesia.doc

PERAWATAN KOLOSTOMI

PERAWATAN KOLOSTOMI
A. Pengertian --> Suatu tindakan mengganti kantong kolostomi yang penuh dengan yang baru
B. Tujuan ---> Memberikan kenyamanan pada klien
C. Persiapan
- Persiapan pasien
  1. Mengucapkan salam terapeutik
  2. Memperkenalkan diri
  3. Menjelaskan pada klien dan keluarga tentang prosedur dan tujuan tindakan yang akan dilaksanakan.
  4. Penjelasan yang disampaikan dimengerti klien/keluarganya
  5. Selama komunikasi digunakan bahasa yang jelas, sistematis serta tidak mengancam.
  6. Klien/keluarga diberi kesempatan bertanya untuk klarifikasi
  7. Privacy klien selama komunikasi dihargai.
  8. Memperlihatkan kesabaran , penuh empati, sopan, dan perhatian serta respek selama berkomunikasi dan melakukan tindakan
  9. Membuat kontrak (waktu, tempat dan tindakan yang akan dilakukan)
- Persiapan alat
  1. Sarung tangan bersih
  2. Handuk mandi/selimut mandi
  3. Air hangat
  4. Sabun mandi yang lembut
  5. Tissue
  6. Kantong kolostomi bersih
  7. Bengkok/pispot
  8. Kassa
  9. Tempat sampah
  10. Gunting
D. Prosedur
  1. Menjealskan prosedur
  2. Mendekatkan alat-alat kedekat klien
  3. Pasang selimut mandi/handuk
  4. Dekatkan bengkok kedekat klien
  5. Pasang sarung tangan bersih
  6. Buka kantong lama dan buang ketempat bersih
  7. Bersihkan stoma dan kulit sekitar dengan menggunakan sabun dan cairan hangat
  8. Lindungi stoma dengan tissue atau kassa agar feces tidak mengotori kulit yang sudah dibersihkan
  9. Keringkan kulit sekitar stoma dengan tissue atau kassa
  10. Pasang kantong stoma
  11. Buka sarung tangan
  12. Bereskan alat
  13. Rapihkan pasien
  14. Mencuci tangan
  15. Melaksanakan dokumentasi :
  • Catat tindakan yang dilakukan dan hasil serta respon klien pada lembar catatan klien
  • Catat tgl dan jam melakukan tindakan dan nama perawat yang melakukan dan tanda tangan/paraf pada lembar catatan klien
Tag : Askep kolostomi, Colostomy Care, Protap kolostomi, Prosedur kolostomi, Penatalaksanaan kolostomi